Kisah Prihatin Ibu Pemulung Jalani Lockdown: Makan Biskuit Pengganjal Lapar
Emilia Abdullah, yang bertugas bagaikan pemulung, merupakan salah satu pihak yang sangat terperosok sepanjang Penguasa Malaysia meresmikan lockdown ataupun yang diistilahkan Perintah Kawalan Pergerakan( PKP) semenjak 18 Maret 2020 menyusul wabah V1RU5 C0R0NA.
Perempuan 47 tahun itu terdesak kehabisan profesinya buat mencari besi berumur serta dijual lagi ke para pengepul.
Emilia dikala ini bermukim di rumah Program Perumahan Orang Termiskin( PPRT) Kota Bharu bersama suaminya, Nik Yusri Nik Abu Bakar( 48 tahun).
Salah Satu Anak Mengidap Lumpuh
Di rumah kecil itu, Emilia serta si suami mengurus 2 anak mereka Nik Mohd Haikal( 12 tahun), serta Nik Mohd Firdaus( 20 tahun) yang mengidap layuh sepanjang 3 tahun terakhir.
Perempuan yang bermukim di Desa Tok Ku, Kerap, itu berterus terang keadaannya saat ini terus menjadi memprihatinkan di tengah lockdown yang diberlakukan penguasa.
Lockdown Membuat Hidup Imbuh Susah
Perkaranya, saat sebelum lockdown, ia cuma memiliki pemasukan 15 ringgit( Rp55 ribu) per hari dari menjual besi berumur.
" Aku hendak kisaran dengan motor cakra 3 di dekat Kerap, buat mencari besi berumur serta benda sisa yang lain di tempat kotor saat sebelum dibawa kembali buat diseleksi serta dijual ke gerai besi berumur," tuturnya.
" Sedangkan suami yang sakit titik berat darah besar serta diabet menjaga Haikal serta Firdaus yang layuh di rumah," imbuh Emilia.
Sepanjang Lockdown Tidak Berani Keluar
Tuturnya, bila orang dilarang pergi rumah sebab PKP, ia juga tidak berani buat bertugas sebab khawatir dibekuk polisi.
Tiap hari ia serta badan keluarganya hendak makan nasi sekali ataupun 2 kali satu hari terkait pada bekal yang sedang terdapat.
" Umumnya makan pagi kita cuma makan biskuit ataupun pancake cuma buat mengganjal perut. Namun buat anak yang sakit, makanannya tidak dapat dikurangi sebab fisiknya saat ini telah langsing," ucap Emilia.
Dorongan Orang sebelah serta Kerabat
Tidak hanya makan tiap hari, Emilia pula bimbang buat bayaran membeli obat serta popok sekali gunakan buat Firdaus.
Sepanjang lockdown, Emilia cuma berambisi kebaikan orang sebelah serta saudara yang membagikan dorongan santapan buat kesinambungan hidup mereka.
( sumber: https:// www. dream. co. id )