💗 Bayi 3,5 Bulan yang Hidup di Angkot Bersama Sang Ayah 💗
Kisah pilu datang dari wilayah Kota Semarang. Seorang sopir angkutan umum terpaksa membawa serta anak bayinya berusia 3,5 bulan setiap harinya.
Baca Juga :
Nurul Mukminin, ayah dari bayi bernama Bilqis Khoirun Nisa 3,5 bulan itu terpaksa mengajak anaknya bekerja. Istrinya meninggal dunia sehingga tidak ada yang merawat sang bayi.
Lelaki berusia 46 tahun itu sehari-hari bekerja sebagai supir angkutan kota jurusan Mangkang – Johar. Tidak hanya anaknya yag 3,5 bulan, anknya yang berusia 4 tahun juga turut dibawa serta.
Bilqis Choirun Nisa, bayi 3,5 bulan, setiap hari harus menghirup pekatnya asap kendaraan di Kota Semarang. Sang ayah, Nurul Mukminin (46), yang bekerja sebagai sopir angkot trayek Johar-
Mangkang terpaksa membawa bayinya saat mencari nafkah. Ibunda Bilqis, Ariani Dwi Setyowati (21), telah meninggal pada November 2019 lalu.
"Saya terpaksa mengajak bayi saya bekerja. Kalau saya tinggal sendirian di rumah tidak mungkin. Sempat saya titipkan ke tetangga untuk mengasuh Bilqis tapi saya tidak kuat membayar, " kata Nurul Mukminin, Jumat (7/2/2020).
Baca Juga ;
Meski membawa bayi membuatnya lebih repot saat narik angkot, dia mengaku tidak ada pilihan lain. Keputusan itu tidak jarang membuat Nurul menerima banyak cibiran, baik dari tetangga maupun penumpang.
“Sebenarnya tidak tega mengajak Bilqis dan Najwa. Namun mau bagaimana lagi, keadaan mendesak saya untuk melakukan hal tersebut. Daripada saya tinggal di rumah, lebih baik saya ajak ngompreng (ngangkut penumpang) karena bisa langsung saya pantau,” kata Nurul/
Susu formula dan popok selalu ia siapkan sebelum berangkat kerja. Karena selalu berada di samping Bilqis, dia paham betul tanda-tanda buah hatinya itu akan buang air kecil atau air besar.
Namun, dia mengaku sempat sesekali kerepotan karena saat sedang menyupir, tiba-tiba anaknya nangis kepanasan atau minta minum susu.
Kala buah hatinya menangis, Nurul menepikan angkot untuk membuat susu atau memeriksa popok. Menurutnya, kebanyakan penumpang sudah memahami kondisinya. Bahkan ada juga yang membantu untuk mengasuh Bilqis.
Baca Juga :
💗 'Bahagia Berubah Jadi Duka', Kisah Menyayat Hati Ibu Muda Pergi Selama-lamanya Susul Bayinya 💗
“Biasanya kalau menangis saya bilang ke penumpang ‘maaf ada iklan’ begitu. Kebanyakan penumpang sudah memahami kondisi saya. Penumpang malah banyak yang membantu.”
Dia menyadari banyak penumpang merasa kasihan, sehingga memberikan uang melebihi standar ongkos. Uang itu, dia simpan untuk dibelikan makanan buah hati.
Bahkan, lanjutnya, banyak juga penumpang yang kaget ketika tiba-tiba ada suara bayi di dalam mobil. Setelah melihat buah hatinya, banyak yang menanyakan keberadaan sang ibu lantas iba.
“Banyak yang kaget juga, kok tiba-tiba ada suara bayi menangis di dalam mobil. Saat penumpang tanya di mana ibunya, saya cuma bilang ibunya sedang pulang.” (her/wan)
Mereka menganggap Nurul kejam sebab tega membawa bayi yang masih mungil bekerja. "Malah ada yang bilang ke saya, tega sekali bayi merah segitu diajak narik angkot. Namun mau bagaimana lagi, keadaan tidak memungkinkan.
Tentu setiap orangtua tidak menginginkan kondisi seperti ini, begitu pun saya, " jelasnya. Di sisi lain, banyak pula orang yang simpati dan menaruh rasa kasihan kepada Nurul dan bayinya. Beberapa penumpang sampai meneteskan air mata melihat Bilqis yang tergolek di kursi depan.
Baca Juga :
Terkadang ada pula penumpang yang memberikan uang lebih saat membayar. Ketika akan dikembalikan oleh Nurul mereka menolak. "Bahkan pernah ketika sedang salat maghrib di daerah Johar, saya letakkan bayi di sebelah saya. Baru rakaat pertama bayi saya menangis.
Saat itu ada seorang ibu yang selesai sholat langsung sigap menenangkan anak saya agar tidak menangis," kenangnya. Kepedulian itu membuat Nurul langsung menitikkan air mata di dalam ibadah. Perantau asal Bengkulu ini merasa terharu karena di Semarang masih banyak orang yang peduli sesama.