💗 Kisah Anak-Anak Manusia Silver, Rela Mengecat Tubuh Demi Rupiah 💗
Manusia silver, demikian sebutan untuk mereka yang mengecat seluruh tubuhnya dengan warna keperakan, demi bisa mengais rupiah dari kantong-kantong pengendara yang lewat di depan mereka. Sebagian besar adalah anak-anak dan remaja.
Baca Juga :
Seluruh tubuh dicat warna perak, dari ujung kaki hingga semua permukaan wajah. Mereka berdiri di bawah lampu merah di sudut-sudut Kota Jakarta dan sekitarnya. Saat malam hari, badan dan wajah mereka memancarkan cahaya keperakan saat diterpa sinar lampu jalan.
Anak-anak yang menjadi manusia silver ini berasal dari keluarga kurang mampu, mereka terpaksa terjun ke jalan saat pemerintah menerapkan belajar daring di rumah.
Seperti yang dilakukan tiga anak kecil yang ditemui IDN Times di Jalan Raya Kalimalang, Rabu (12/8/2020). Saat teman sebaya mereka belajar daring di rumah, ketiga anak ini malah mengais rupiah di tengah terik matahari.
Baca Juga : 💗 Subhanallah !!...Inilah Kisah Nyata Keajaiban Para Penghafal Al-Quran 💗
Dengan tubuh yang dibalut cat silver, sepintas mereka terlihat lucu dengan senyum polos yang memperlihatkan deretan gigi mungil mereka. Namun, ada derita di balik keberadaan anak-anak manusia silver, yang muncul di tengah pandemik COVID-19 ini.
1. Melumuri sekujur tubuhnya mulai dari kepala hingga ujung kaki dengan cat sablon
Kisah Anak-Anak Manusia Silver, Rela Mengecat Tubuh Demi RupiahAnak-anak menjadi manusia silver di tengah pandemik di Jalan Raya Caman, Rabu (12/8/2020) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Tiga anak kecil itu berjalan di pinggir Sungai Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat. Mereka membawa botol bekas minuman berisi cat warna silver beserta kardus.
Marshel (10), Rama (13), dan Toni (14) demikian nama mereka, membuka baju dan hanya menyisakan celana. Mereka kemudian melumuri sekujur tubuhnya mulai dari kepala hingga ujung kaki dengan cat sablon tersebut. Jika kurang tebal, mereka akan mengguyur lagi.
Baca Juga :
💗💗💗 Luar Biasa Pengorbanan Ibu Mampu Mengandung 11 Anak Kembar Sekaligus
Rama tampak menahan perih, "aduh-duh panas, pelan-pelan masuk mata ni," ucapnya pada Toni yang membantu mengguyurkan cat.
Rama membuka mata pelan-pelan dan melihat badannya sudah berubah warna menjadi silver. Bagi Rama, ini adalah hari pertama dia mengais rezeki dengan menjadi manusia silver.
"Gak perih kok," ujarnya pada IDN Times meski matanya merah dan berair.
2. Tanpa alas kaki mengais rupiah di jalanan
Kisah Anak-Anak Manusia Silver, Rela Mengecat Tubuh Demi RupiahAnak-anak menjadi manusia silver di tengah pandemik di Jalan Raya Caman, Rabu (12/8/2020) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Saat jarum jam menunjukkan pukul 10.15 WIB, tanpa alas kaki mereka menapaki pinggir jalan raya Kalimalang sambil membawa kardus dan kaleng bekas cat di tangannya. Ruko dan rumah makan mereka masuki dan menengadahkan tangan.
Baca Juga :
💗💗💗 Viral…Kisah Sedih Pria Sleman yang Kehilangan Calon Anaknya Karena Sang Istri Tertimpa Pohon
Tidak sedikit ruko dan rumah makan yang mengusir mereka, namun anak-anak tersebut tetap berjalan meski badannya yang berlumur cat tersengat matahari. Mereka berjalan tanpa alas kaki.
3. Marshel telah menjadi manusia silver sejak usia 8 tahun
Kisah Anak-Anak Manusia Silver, Rela Mengecat Tubuh Demi RupiahAnak-anak menjadi manusia silver di tengah pandemik di Jalan Raya Caman, Rabu (12/8/2020) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
IDN Times memanggil Rama dan Marshel untuk meneduh dan berbincang. Marshel menceritakan, dia sudah menjadi manusia silver selama dua tahun, tepatnya saat usianya masih 8 tahun. Marshel mengaku anak yatim piatu yang hanya diasuh oleh neneknya yang seorang pemulung.
"Jika sepi dapat Rp50 ribu kalau ramai bisalah dapat Rp100 ribu, tapi dibagi-bagi bertiga," ucapnya.
Baca juga :
💗💗💗 'Bahagia Berubah Jadi Duka', Kisah Menyayat Hati Ibu Muda Pergi Selama-lamanya Susul Bayinya
4. Rama baru pertama menjadi manusia silver
Kisah Anak-Anak Manusia Silver, Rela Mengecat Tubuh Demi RupiahDok. Satpol PP Tangsel
Sementara itu, Rama mengaku baru pertama menjadi manusia silver. Sebelumnya dia mencari nafkah dengan mengamen. Rama mengatakan, cat sablon memang membuat badan terasa panas tapi dia yakin akan terbiasa.
IDN Times menyentuh tangan mungil yang berlumur cat itu, warna silver tersebut langsung menempel di jari jemari, mengkilap dan berminyak. Tidak mudah untuk membersihkannya dengan kain atau tisu.
"Bersihin digosok pakai plastik kak," ujar Rama.
5. Indonesia sudah merdeka 75 tahun, tapi banyak anak-anak Indonesia belum mengecap arti kemerdekaan
Kisah Anak-Anak Manusia Silver, Rela Mengecat Tubuh Demi RupiahIlustrasi anak-anak (Dok. IDN Times/Sabilla Naditia/bt)
Baca Juga :
💗💗💗 Kaya Raya dan Baik Hati, Inilah Sosok Crazy Rich Monica Soraya yang Tulus Merawat 6 Bayi Terlantar
Rama mengatakan, meski bekerja di jalan tapi dia tetap sekolah. Dia berharap suatu saat akan menjadi pengusaha sukses.
"Saya diajak ini teman-teman, tapi saya tetap sekolah online kok, ini habis belajar ngamen," ungkapnya polos.
Tidak lama berbincang, Toni yang berada di depan meminta Rama dan Marshel agar melanjutkan langkah dan meninggalkan saya.
Toni mengaku apa yang mereka kerjakan merupakan inisiatif sendiri untuk mengisi waktu. "Tidak ada yang nyuruh, ini kami sendiri, tiap hari jalan sampai jam 04.00," ungkapnya.
Dia kemudian menyuruh Rama dan Marshel kembali mengikuti langkahnya, menyodorkan kardus dan kaleng bekas cat dengan menunjukkan badan mungilnya yang berlumuran cat sablon silver.
Baca Juga :
💗💗💗 Ayah & Bunda Inilah yang Terjadi Jika anak anak Terbiasa makan Mie Instant! Jangan dibiasakan ya bun..!!
Miris, meskipun Indonesia sudah merdeka 75 tahun, tapi ternyata masih banyak anak-anak yang belum menikmati arti kemerdekaan.