💗 Kisah Seorang Bayi Lahir Selamat di Tengah Teror 💗
Seorang perawat memeriksa kondisi bayi baru lahir bernama Bibi Amena, Jumat (15/5).
Seorang bidan memberikan kesaksian menyayat hati pasca-serangan di sebuah rumah sakit bersalin di Kabul. Salah satu ibu hamil yang bersembunyi dalam ruangan berhasil melahirkan bayinya dengan selamat.
Baca Juga ;
"Sang ibu pasti sangat kesakitan, tapi tidak berani berteriak," kata bidan tersebut dalam wawancara via telepon dengan AFP, Jumat (15/5). Ia keberatan menyebut namanya demi keselamatan diri dan keluarga.
"Ibu tersebut bahkan menutup mulut bayi dengan jari supaya tidak menangis."
Serangan tak bermoral itu terjadi di Rumah Sakit Bersalin Barchi National di Kabul, Ibu Kota Afghanistan, Selasa (12/5) pagi. Seluruh dunia mengutuk pelaku dan siapa pun dalang di baliknya. Tiga pelaku bersenjata api membantai 24 orang-perawat, ibu hamil, ibu yang baru melahirkan, dan bayi.
Ada 26 ibu hamil saat teror terjadi di rumah sakit yang dikelola lembaga kemanusiaan Dokter Lintas Batas (Doctors Without Borders/DWB). Tiga pelaku menerobos masuk dengan seragam pasukan keamanan Afghanistan. Tak ada yang menduga bahwa mereka membawa niat jahat.
Baca Juga :
💗 Begini Nasib 6 Anak Yatim Piatu yang Ditinggalkan Ayah dan Ibu Meninggal Dunia Di Hari Yang Sama 💗
Sebelas orang tewas diberondong peluru di ruang persalinan. Tiga di antaranya dibunuh tepat setelah melahirkan, bersama tiga bayi yang masih merah. Lima bumil lainnya menderita luka tembak.
Sepuluh ibu hamil berhasil sembunyi di "ruang aman", semacam kamar berlindung yang lazim di Afghanistan. Ruangan ini biasanya memiliki pintu besi yang mampu menahan peluru atau roket. Bidan yang berbicara dengan AFP juga lari ke ruang aman saat sirene tanda bahaya berbunyi.
Mendekam ketakutan, mereka mendengar rentetan tembakan pelaku ketika memeriksa kamar demi kamar di rumah sakit. Dalam suasana mencekam itu, seorang bumil merasakan tanda-tanda akan melahirkan.
"Kami membantunya dengan tangan kosong. Tidak ada apa pun dalam ruangan itu, kecuali tisu toilet dan kain penutup kepala yang kami kenakan," kata bidan itu. "Begitu bayi lahir, kami terpaksa memotong ari-ari dengan kuku jari. Kami menggunakan kerudung untuk membalut bayi dan ibunya."
Baca Juga ;
Ketegangan meningkat ketika mereka mendengar ketukan di pintu. Namun, mereka tidak tertipu. "Kami tidak membukakan pintu karena mereka bukan petugas keamanan," kata sang bidan.
Tiga pelaku tersebut ditewaskan pasukan keamanan Afghanistan. Sejumlah 18 bayi berhasil diselamatkan. Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas teror itu. Amerika Serikat, yang bercokol di negara ini sejak 2001, menuduh kelompok "Negara Islam (IS)" sebagai dalangnya.